RESUME PROBLEM SOLVING & PROBLEM BASED LEARNING



RESUME PROBLEM SOLVING & PROBLEM BASED LEARNING

Metode Problem Solving (Pemecahan masalah)
Metode problem solving adalah suatu metode berpikir dan memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diminta untuk memecahkannya. Problem solving adalah suatu proses belajar mengajar yang berupa penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang di peroleh dengan yang diinginkan.
Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving
Menurut Polya (2002 : 27) memberi empat langkah pokok cara pemecahan masalah, yaitu :
1.      Memahami masalahnya,
Masing-masing siswa mengerjakan lathan yang berbeda denga teman sebelahnya.
2.      Menyusun rencana penyelesaian,
Pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi masalah, kemudian mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3.      Melaksanakan rencana penyelesaian itu,
Langkah yang ketiga, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan melihat contoh atau dari buku, dan bertanya pada guru.
4.      Memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan
Terakhir siswa mengulang kembali atau memeriksa jawaban yang telah dikerjakan, kemudian siswa bersama guru dapat menyimpulkan dan dapat mempresentasikan di depan kelas.
Ciri-Ciri Pembelajaran Problem Solving
Ciri-ciri pembelajaran problem solving menurut Tjadimojo (2001 : 3) yaitu :
1.      Metode problem solving merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa
2.      Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metode ini menempatkan sebagai dari proses pembelajaran
3.      Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.
Metode Problem Based Learning (PBL)
Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan PBM sebagai “The learning that results from the process of working towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning process.”
Jadi, PBM atau PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran.
PBM memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar mahasiswa memilki pengalaman sebagaimana nantinya mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman konkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi, serta penyususan konsep tentang pemasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupkan dasar untuk pembelajaran.
Karakteristik PBM
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu :
1.      Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2.      Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
3.      New information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4.      Learning occurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
5.      Teachers act as facilitators
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Namun, walaupun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak dicapai.
Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar kegiatan PBM dapat berjalan dengan baik, yaitu :
a.       Harus berpenampilan meyakinkan dan antusias
b.      Tidak memberikan penjelasan saat siswa bekerja
c.       Diam saat siswa bekerja
d.      Menyarankan siswa untuk berbicara dengan siswa lain bukan dengan dirinya
e.       Meyakinkan siswa untuk menyepakati terlebih dahulu tentang pemahaman terhadap permasalahan secara kelompok sebelum siswa bekerja individual
f.       Memberikan saran pada siswa tentang sumber informasi yang dapat diakses berkaitan dengan permasalahan
g.      Selalu mengingat hasil pembelajaran yang ingin dicapai
h.      Mengkondisikan lingkungan atau suasana belajar yang baik untuk kegiatan kelompok
i.        Menjadi diri sendiri atau tampil sesuai dengan gaya sendiri sehingga tidak menampilkan sikap di luar kebiasaan dirinya

Penilaian dalam PBM tidak hanya kepada hasil akhir tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah penilaian proses. Penilaian ini bisa didasarkan pada jenis penilaian otentik
(autentic assessment) dimana penilaian difokuskan terhap proses belajar. Oleh karena itu, peran guru dalam proses PBM tidak pasif tetapi harus aktif dalam memantau kegiatan siswa serta mengontrol agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Sementara itu, untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang telah diperoleh siswa, guru pun perlu untuk mengadakan tes secara individual. Jadi penialaian dilakukan secara kelompok juga individual.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

TEORI BELAJAR REVOLUSI SOSIO KULTURAL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

Refleksi Teori Belajar Kognitif