Pemahaman dan Aplikasi Teori Belajar dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah



Pemahaman dan Aplikasi Teori Belajar dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah

Hakikat Pembelajaran Biologi
Proses belajar biologi menurut Djohar (Suratsih, 2010) merupakan perwujudan dari interaksi subjek (anak didik) dengan objek yang terdiri dari benda dan kejadian, proses dan produk. Biologi dapat dipandang sebagai sebuah ilmu yang memiliki objek, persoalan dan cara mempelajarinya. Menurut Djohar (Bambang Subali, 2005: 3-6) untuk mempelajari Biologi harus ditinjau dari seluruh aspek secara utuh, baik menyangkut objek, persoalan dan tingkat organisasi kehidupan. Persoalan yang dikaji dalam Biologi adalah fenomena atau gejala kehidupan yang terdiri dari gejala objek dan gejala kejadian.
Belajar Biologi dapat diartikan sebagai belajar tentang makhluk hidup yang mencakup semua fenomena hidup dari mikroorganisme, tumbuhan dan hewan termasuk manusia. Proses pembelajaran Biologi pada dasarnya merupakan interaksi antara siswa (subjek) dengan objek berupa benda dan kejadian alam, proses maupun produk. Carin & Sund (1989: 15) menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran sains (Biologi), siswa harus melakukan dan merefleksikan cara-cara mencari dan menemukan konsep atau teori sains.
Implikasi model triadik strategi multi-representasi adalah untuk memahami atau menjelaskan suatu konsep sains, termasuk biologi, guru dan siswa harus menggunakan nalar penafsiran dan ragam bentuk representasi untuk mempelajari konsep-konsep baru bersamaan dengan bagaimana mengungkapkannya dengan cara yang lain atau dengan cara yang berbeda. Transformasi representasi tersebut berfungsi sebagai eksplorasi untuk gagasan awal (initial thinking), scaffolding, dan rekaman baru penalaran (Waldrip dalam Agung W.,2011).
Gambar 1. Model triadik strategi multi-representasi menurut Peirce (Waldrip dalam Agung W., 2011)

Potensi Lokal Sekolah sebagai Media pembelajaran Biologi
Salah satu dari berbagai jenis lingkungan belajar adalah lingkungan alam, atau lebih khususnya disebut lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar dapat didefinisikan suatu yang berkenaan dengan segala sesuatu yang bersifat alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan, dan lain-lain). Lingkungan alam tersebut sangat tepat untuk bidang studi IPA khususnya Biologi. Di dalam proses pembelajaran Biologi, lingkungan sekitar sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar ataupun media dalam pembelajaran Biologi. (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2002: 213).
Pemanfaatan lingkungan sekitar di dalam proses pembelajaran Biologi akan lebih bermakna karena siswa dihadapkan pada peristiwa yang bersifat aktual dan alami yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber dan media pembelajaran. Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran Biologi, tidak memerlukan waktu yang lama jika dimanfaatkan secara efektif.
Media dalam pembelajaran biologi berbasis kontruktivisme dapat dipergunakan dalam tahap:
  1. Tahap apersepsi digunakan untuk mengungkapkan konsep awal siswa dan membangkitkan motivasi belajar siswa.
  2. Tahap eksplorasi
  3. Tahap elaborasi,diskusi dan penjelasan konsep
  4. Tahap konfirmasi atau pengembangan dan aplikasi konsep.
Langkah pendayagunaan potensi lokal sekolah sebagai media pembelajaran biologi berbasis kontruktivisme :
  1. Membuat persoalan pembelajaran dengan memanfaatkan alam sebagai persoalan.
  2. Merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas, spesifik dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran dapat berupa info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap.
  3. Menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan potensi lokal sekolah.
  4. Menentukan konsep-konsep yang dapat dibelajarkan dengan menggunakan potensi lokal tersebut.
  5. Menentukan sajian atau bentuk kemasan media yang memanfaatkan potensi lokal sekolah. Bentuk media tergantung kepada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

TEORI BELAJAR REVOLUSI SOSIO KULTURAL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

Refleksi Teori Belajar Kognitif