Refleksi Teori Belajar Sosio Kultural
REFLEKSI TEORI BELAJAR SOSIO-KULTURAL
Senin, 6 Maret 2017
TOKOH YANG
MENDASARI TEORI BELAJAR SOSIO-KULTURAL :
- Piaget
Belajar
ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari
individu. Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan
(siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan
kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi atau faktor lingkungan hanya
sekedar memudahkan belajar. Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan
proses genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan sehingga
terjadi ekuilibrasi (keseimbangan). Untuk mencapai ekuilibrasi dibutuhkan
proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi).
- Vigotsky
Menurut
Vigotsky perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran
berinteraksi dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan demensi
individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder, sehingga teori
belajar Vigotsky disebut dengan
pendekatan Co-Konstruktivisme artinya perkembangan kognitif seseorang disamping
ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan
sosial yang aktif pula. Vygotsky
berpendapat bahwa perkembangan harus dilihat dari perspektif 4 tahap yang
saling berhubungan dalam interaksi anak dengan lingkungan:
a.
Perkembangan Ontogenic
b.
Perkembangan Microgenic
c.
Perkembangan Phylogenic
d.
Perkembangan Sociohistorical
APLIKASI TEORI
REVOLUSI SOSIO KULTURAL DALAM PEMBELAJARAN
Penerapan teori revolusi sosio-kultural dalam pendidikan
dapat terjadi pada 3 jenis pendidikan yaitu:
- Pendidikan informal (keluarga)
Perkembangan
perilaku masing-masing anak akan berbeda manakala berasal dari keluarga yang
berbeda, karena faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dalam keluarga
beragam.
- Pendidikan nonformal
Pendidikan
nonformal yang berbasis budaya banyak bermunculan untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku pada anak.
- Pendidikan formal
Siswa
yang cannot solve problem bisa belajar dengan bantuan temannya apabila
kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena biasanya
berkomunikasi dengan teman sebaya lebih nyaman dan lebih terbuka. Guru perlu
menyediakan berbagai jenis bantuan yang dapat memfasilitasi anak, bantuan- bantuan
ini dikenal sebagai cognitive scaffolding.
KELEBIHAN DAN
KELEMAHAN TEORI REVOLUSI SOSIO-KULTURAL
Kelebihan
- Pembelajaran perlu lebih dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensialnya daripada tingkat perkembangan aktualnya.
- Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada kemampuan intramental.
- Anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuannya
- Proses belajar dan pembelajaran tidak bersifat transferal tetapi lebih merupakan kokonstruksi
Kelemahan
- Terbatas pada perilaku yang tampak,
- Proses-proses belajar yang kurang tampak seperti pembentukan konsep,
- Pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung
Komentar
Posting Komentar